(Hari Pertama)
Setia aku menunggu seorang wanita cantik berparas tinggi dan juga pemalu, kelihatan sih dari tingkah lakunya. aku saat itu mulai mengerti apa itu pandangan pertama bisa dibilang sih "First Seeing". "cinta itu datang dari mata turun ke hati" ya begitulah mirip iklan masakan merk LaRasa yah, kaya bumbu masakan aja tapi ini serius. sampai dimana tadi ? oh ya, pandangan pertama. Awal aku ngeliat dia saat dia berada di koperasi. sedang membeli 1 teh kotak dan makanan porsi kecil. Tapi ada seorang wanita yang menepuk kepalaku dari belakang. Ya namanya Rini. Dia temenku alias makhluk astral penghuni sekolah. Dia itu kaya jailangkung datang ga diduga-duga tapi tau-tau nongol gitu aja.
"Hayy bii aduhh kamu ngapain nangkring disini.. nda ada tempat lain apa ? mendingan temenin aku makan di kantin yuk. aku bayarin lohh.."
"tolong permisi aku mau ke toilet !!" pura-pura kagak ngeliat.
"uhh ikuutt"
"eh rin, kamu tu cewe masa ikut aku kencing sihh" bentakku.
"ihhh uuhh.. enak aja, sapa juga yang mau nemenin kamu ke toilet. Helloww, aku tadi mau ikut temen aku ke kelas" memutarbalikkan badan sambil mengibaskan rambutnya. Mirip iklan shampo.
Setelah si Rini itu pergi aku masih intip-intip cewe yang ngerubah pandangan mata aku seger kaya habis di kasi es batu gitu, brr dingiinn. aku buntutin dia, ternyata dia anak baru. Wahh bisa ini minta nomor handphonenya. tapi bisa gak ya ?
Hari pertama aku deketin dia gagal, tapi tenang masih ada Hari kedua.
(Hari kedua)
aku optimis aku bisa dapat nomor hape cewe itu. Dikamar udah aku persiapkan dari baju yang rapi dan memakai parfum. Sampai-sampai sisa setengah botol dan baunya udah mirip air comberan dicampur sama air ketuban. Sesampainya disekolah hatiku lega karena gerbang sekolah dibuka dengan lebar dan Guru-Guru udah pada datangan kesekolah. temen-temen juga udah datang dan menuhin parkiran murid diluar sekolah. Ga strategis banget sih kenapa parkiran untuk motor murid ditaruh diluar, huft tapi tak apalah yang penting parkiran hari ini ramai. Semangat membara dalam hati yang menggebu-gebu karena perasaan riang gembira untuk masuk sekolah hari ini. aku parkir motorku dan langsung berlari menuju kelas cewe itu. Aku lari udah kaya Andik Vermansyah versi naruto. tangan di tarik kebelakang lalu tas slempangku dikaitkan dileher kemudian tersapu-sapu rambutku ynag panjang dan menawan ini. Aku tunggu dia didepan pintu kelas 7.3 kok kagak ada tanda-tanda kehidupan darinya padahal 5 menit lagi kan masukan.
*teeet teeet teeet* Bunyi bel masuk tapi anak baru itu belum muncul sama sekali. Aku positive thinking aja mungkin dia lagi terjebak macet dijalan. aku langsung masuk ke kelas tuk mengikuti pelajaran killer wow. Pelajaran Biologi emang Pelajaran paling Killer yang pernah ada di sekolah ini karena gurunya ganas. namanya Bu Sujiyem. dia udah ngajar Biologi sejak 10 tahun yang lalu. Guru ini adalah spesies langka yang pernah aku temui. Badannya Panjang x Lebar = Luas artinya Gendut. Memiliki panjang tubuh 150 cm, berat mungkin bisa dikira-kira kalau ga salah 90-120 Kg. Jenis makananya bermacam-macam bisa Soto,Nasi Goreng, Sate dan lain-lain. Spesies ini tidak berbahaya kalau tidak di ganggu. Senjata utamanya yaitu Sandal warna Hijau yang bertuliskan S di pijakannya. Mungkin maksud dari S itu adalah inisial dari namanya. Aku pengen sedikit cerita nihh tentang pengalaman burukku saat bertemu dengan Bu Sujiyem. Pada saat awal masuk sekolah, alias anak baru yang masih pake baju SD, aku lagi kejar-kejaran sama Helmi. Sebab kenapa aku kejar Helmi karena dia telah mencuri sepatuku dan berencana ingin membongkar aibku tentang kekuatan sepatu ajaibku. Jadi saat aku mengejar dia, aku hanya pake 1 sepatu di sebelah kanan dan menyisakan kaos kaki di kaki kiri. Helmi udah jauh disana sedangkan aku masih ketinggalan jauh di belakang terpincang-pincang karena harus melawan kerasnya batuan yang terinjak-injak selama pengejaran itu. Helmi pun berlari melewati depan kantor guru dan berhasil melewatinya. Nah sekarang momen kampretnya, giliranku beraksi melewati kantor guru. Karena jalan didepan kantor tidak berbatu, ku tancaplah akselerasi penuh. Disaat akselerasi tidak dibendung lagi tiba-tiba truk tronton menghalangiku didepan kantor. Ya benar saja, truk tronton tadi itu adalah Bu Sujiyem yang terkaget mendengar teriakanku.
"AWAAAAASSS BOOOOOOOOOOO!!!!! AAAH TIDAAAAK"
*Bruaakk kedebuuk*.....
"Adohhh" kata Bu Sujiyem yang naas telah kutabrak.
Aku pun terpental bagaikan kapas sedangkan Bu Sujiyem jatuh terguling beserta tumpahan bakso yang ia bawa untuk dikembalikan ke kantin sekolah. Helmi pun membalikkan badannya dan tertawa melihatku jatuh tersungkur bersama Bu Sujiyem di depan kantor guru. Dengan perasaan takut aku ingin mencoba kabur, tetapi apalah daya. Yang ku kira orang gendut itu paling lama bangunnya, entah kenapa Bu Sujiyem bangun dari jatuhnya layaknya seorang ahli kung fu. wattaaaaawww...., kemudian aku ditangkap olehnya dengan tangannya masih berlumuran sambel dan kuah bakso.
Aku pun dipanggil ke meja Bu Sujiyem untuk mempertanggung jawabkan perbuatanku. Aku duduk dengan tangan terborgol tali rapia beserta mulut disekap dengan kain serbet dapur yang bau. Suasana mencekam ketika lampu gantung diatasku seketika hidup-mati seakan enggan untuk menerangiku. Datanglah seorang barongsai gendut ini memukul meja dan membentak dengan lengan baju disisingkan seraya berkata :
"kenapa senyum-senyum sendiri ? kamu senang saya mandi kuah bakso ?" nada membentak sambil membuka ikatan mulutku.
"en en da enda bu ampunn saya khilaf jangan hukum saya yah bu. tolong bu jangan. aku masih ingin hidup"
"SENG AREP PATENI KOE IKU LO SOPO" maksudnya adalah "YANG MAU BUNUH KAMU ITU SIAPA!!!" sambil mengeluarkan Sendal Jepit warna hijaunya dan memukulkanya ke bahu dan jidatku masing-masing 3x. "Ibu tidak percaya ada seorang murid berhasil menjatuhkan saya dan membuat saya terguling-guling!!! coba lihat baju ibu, menurutmu apakah bisa mengajar dengan kondisi seperti ini ??" tanyanya
aku terdiam tanpa kata, kemudian aku mulai angkat bicara "Ga bisa bu, maaf sebelumnya bu tanpa mengurangi rasa hormat saya tetapi masih ada bakso nyangkut di telinga ibu" sambil tertunduk menahan tawa. seketika ruangan senyap. Kok heran ya, Bu Sujiyem ga ada suaranya ? apakah dia mengambil bakso yang tersangkut kemudian di makan lagi atau malah membersihkannya. naas, semua tebakanku salah saat aku mendangakkan kepala kearahnya Dia hilang! kemana dia. Seketika ada angin halus menyentuh leher belakangku yang membuat bulu kudukku merinding dan BAAAAAM!!!! Aku jatuh tersungkur, karena Bu Sujiyem memukul batang leherku dengan sendal hijaunya itu. Aku pingsan dan dirawat di UKS selama berjam-jam.
Setelah kejadian itu aku kapok lari-larian lagi didepan kantor guru. Pergi dari masa itu dan kembali ke real life. sudah hampir mau pulang sekolah karna jam udah menunjukkan jam 1 siang. Sambil menunggu waktu pulang aku duduk di luar kelas. aku tanya ke temen sekelas anak baru itu yang kebetulan lewat depanku. Namanya Karina anak Kelas 7.3, dia temen masa kecilku yang ingusnya pernah aku pinjam buat nangkap belalang.
"oyy Karina. sini dehhh !" nada memanggil.
"iya kenapa Abi, jangan bilang kamu mau minta duit aku yah" sautnya penuh rasa curiga.
"yee kagak rin, please deh, oh ya di kelas kamu ada anak baru ya ?"
"iya, namanya Safira. emang napa ? naksir ?" senyum jahat.
"ohh namanya Safira, ahh enggak kok. Aku cuman tanya aja. tadi dia masuk sekolah gak ?"
"mmh.. dia tadi gak masuk sekolah, karena izin bantu orang tuanya pindahan"
"ya ampunn, apess banget aku, gilaa. ya udah deh bagi duitmu dong 1000 aja ya"
"ihh ogahh" Karina pun berlari ke Kelasnya.
"yaelah lu pelit amat rin" manyun.
Saat diperjalanan pulang aku memikirkan kesialanku, nyatanya sudah 2 hari ini aku tidak bisa berkenalan dengannya. Aku udah optimis malah jadi pesimis, aku udah semangat malah jadi patah semangat. Please, kasi aku kesempatan aja buat dekat sama dia.
Saat membuka pintu rumahku, tidak ada satu pun yang menyambut kedatanganku. hidupku sekarang ini hambar kalau tidak ada wanita disisiku. Hidup segan mati pun tak mau kalau mau terus hidup ya makan dan minum aja setelah itu tidur kaya babi. Rasanya aku ini pecundang yang ga bisa menaklukkan seeokor kecoa yang sedang jalan ditempat. Aku gak yakin besok adalah hari keberuntunganku untuk deketin dia.
(Hari ketiga)
Aku ga punya rasa semangat hari ini. Percis dengan prediksiku kemarin kalau hari ini betul-betul aku dipecundangi habis-habisan oleh cewe itu. Mau pergi kesekolah rasanya males. Yah dengan terpaksa, emang ini tuntutan buat mengejar ilmu, aku memutuskan pergi ketempat para makhluk-makhluk astral. Sesampainya disekolah, aku langsung ke kelas dan bengong disana. Aku ingin curhat tapi aku ga punya 1 pun temen buat diajakin curhat. Tidak lama kemudian Karina datang ke kelasku dengan maksud untuk menemui temannya. tapi langkahnya terhenti saat dia melihat aku ngelamun kaya sapi.
"woooyyy" kata Karina sambil memukul meja.
"ampuunn Bu Sujiyem ampun saya janji nda nakal lagi" aku terkaget.
"haha ini Karina dodol" sambil cubit lengan aku.
"ya ampun rin.. bikin kaget aja eh.. niat banget bikin aku mati nih anak" merengut.
"ya ya sorry bi, kenapa kamu bengong kaya gitu ?"
"aku GATAL rin" sambil berpangku tangan.
"ihh appan sih kamu" Karina mulai jijik.
"yee kalau orang lagi ngomong didengerin dulu. jangan main potong aja. aku GAlau toTAL rin" nyengir.
"ohh..ya udah semangka aja ya !" senyum sumringah.
"aku gak nafsu makan semangka" kataku sambil ngupil.
"aduhh yang nyuruh kamu makan semangka siapa hah ?!! Semangkka itu Semangat Kakak !! oh ya kamu galau kenapa bi, nda biasanya kamu kaya gini. What's Wrong ?" mulai kepo.
"umm.. aku mau curhat nih, mau kan kalau kamu jadi temen curhatku ?"
"ya tentulah siapa yang harus marah" Karina tersenyum.
"kenapa yah aku ini ? biasanya orang galau itu identik masalahnya dengan pacar tapi kok aku gak punya pacar malah Galau sendiri aneh kan ? hmm.. aku berfikir kalau hidup aku ini kaya pepatah hidup segan mati pun tak mau"
Karina menyimak curhatanku yang bener-bener nyentuh hatinya karena pas itu juga aku ngomong dengan nada seperti kucing yang belum dikasi makan 3 hari. lalu dia angkat bicara tuk menasehati aku.
"biasanya orang galau itu adalah dimana seseorang yang selalu mengkhawatirkan sesuatu. seperti kamu ini, kamu galau tapi kamu sama sekali ga tau siapa yang sedang kamu fikirkan sekarang. kamu tuh harus bijaksana dengan diri kamu sendiri. memangnya siapa sih seseorang yang udah bikin kamu kaya gini ?" kepo tingkat tinggi.
"anak baru itu rin. aku udah coba dekatin dia selama 2 hari lalu tapi apa hasilnya ? nihil. Kalau kamu ga datang mungkin aku udah kaya orang gila, harus lari-lari keliling lapangan sambil lepas celana terus teriak-teriak ga jelas. aku udah patah semangat rin" tertunduk.
"mmh.. Abi aku yakin kamu pasti bisa deketin dia" sambil memgang bahuku. Saat momen ini mataku dan mata Karina saling bertatapan. Disitu aku melihat ada yang ga biasa dari pancaran mata dari seorang Karina.
Karina pun tersadar.
"so..sorry Abi.. tadi aku ngeliatnya ... " mulai gagap ga jelas.
"enda apa-apa kok rin. kamu emang teman aku yang baik. makasih udah dengerin curhatan aku. ntar malam kamu online YM ga ? aku mau cerita-cerita ke kamu."
"bisa bisa, gampang aja kok Abi. aku pergi ke kelas dulu yah.. sampai ketemu nanti malam" saat Karina pergi ia memberikan senyuman manis ke aku sambil melambaikan tangannya.
Angin muson timur telah berhembus masuk kelasku, pasti ada sesuatu yang tidak mengenakkan pagi ini. Masuklah mata pelajaran pertama dipagi ini dan bersiap untuk menunggu istirahat di jam 10 pagi nanti. Tipe pelajar sepertiku adalah pelajar yang hanya menunggu jam istirahat dan pulang sekolah. Siapa yang mau nongkrong disekolah dengan waktu yang lama lalu belajar biologi sampai sore, yakin bakal muntah darah kami semua. Semoga saat aku menutup mata sekarang aku akan mendengar suara istirahat. Menutup rapat mataku, sangat rapat, dan sangat-sangat rapat dan akhirnya aku tertidur dipagi ini. Saat terbangun, benar saja sudah masuk jam istirahat. Wow, waktu ini yang kutunggu-tunggu, lalu gesit aku keluar dari kelas untuk membeli beberapa cemilan dikantin. Aku melihat di kejauhan sana ada anak baru itu. Aku buat keputusan untuk cuek dan gak mau melihat dia apapun yang terjadi, tapi apakah mata ini menipuku. Aku tek henti-hentinya melihat dia bahkan sampai aku udah didepan ibu kantin mataku selalu kucuri-curi untuk melihatnya. Aku mengambil makananku dan mencari kursi untuk mendapatkan posisi yang pas untuk melihatnya dia sedang mengobrol. Kelihatannya udah akrab banget tuh, emangnya mereka omongin apasih ? aku jadi penasaran kalau dilihat dari raut wajah cewe-cewe yang sedang bercerita ada 2 hal yang harus diperhatikan yaitu : Suara dan Gerak tubuhnya. kalau cewe lagi curhat biasanya suaranya kecil terus ada nada mau nangis itu udah ketebak banget pasti lagi ngomongin cowonya. Terus yang kedua kalau aku lihat cewe dengan ekspresi bahagia banget pasti mereka menggunakan gerak tubuh yang gak wajar dan hanya dimengerti kaum wanita saja. Seperti begelantungan diatas pelafon atau mungkin merayap seperti biawak.
Nanti malam aku mau omongin apa yah ke Karina ? pasti bakal seru nih. Rasanya aku pengen cepet-cepet pulang nih. Intinya aku harus selesaikan dulu kewajibanku untuk menimba ilmu lalu pergi kerumah dengan cepat, senyap dan tepat kerumah sendiri, bukan ke warnet atau ke warung remang-remang.
Sesampainya dirumah masuklah aku dikamar berukuran minimalis yang banyak baju beserta sempak-sempak yang tertebar diseluruh arah mata angin. Sejauh mata memandang hanya ada sempak yang mempunyai berbagai motif, karena aku gemar mengoleksi barang-barang tidak penting. Sempak pakai sekali lalu buang atau digantung digagang pintu karena langkah itulah agar orang enggan masuk dikamarku. My room my heaven and very top secret area jadi berhati-hati lah kalian jika masuk kekamarku, bisa saja sempak yang ku koleksi akan menyerang kalian. Orang tuaku sibuk dengan urusan mereka masing-masing jadi aku cuman ketemu mereka pas malam hari. Bayangkan seorang anak hanya bisa melihat orang tuanya kurang dari 4 jam perhari. mereka pergi di pagi hari jam 7 dan pulang jam 8 malam atau bisa lebih sampai jam 9 malam. Aku kurang perhatian dan itulah mengapa aku sering mengoleksi sempak agar orang tuaku tau betapa berbakat anaknya untuk menjadi kolektor. Aku pulang sekolah jam 1 siang trus bengong di rumah kaya orang bego. Nonton TV, makan, boker, tidur, bangun tidur, boker, mandi, terus nonton TV lagi. Berulang seperti itu saja kehidupanku dirumah. Disaat sangat-sangat jenuh dirumah kadang aku keluar rumah sampai malam lalu pulang dengan membawa sempak temanku untuk menjadi koleksi. Semakin banyak sempak yang aku kumpulkan maka semakin besar kemungkinan temanku untuk tidak bisa masuk sekolah besok. Kalian tahu kan betapa ga enaknya kesekolah tanpa menggunakan sempak apalagi saat diare. Gerak sedikit maka bocorlah ketuban kuning mengucur deras dari sela-sela lubang gunung berapi panas mematikan bercampur material kacang dan irisan cabai.
Malam pun tiba aku bergegas buka Laptop, pasang modem persiapan buat chatingan sama Karina. Oke aku udah siap, sekarang sms Karina.
"hey Karina chattingan yuk aku udah siap nih"
"iya sebentar. sabar ya ^.^"
Aku sign in lalu aku menunggunya di chatting box, nicknameku adalah SupUndrwr. Nah ini dia nicknamenya Karina udah muncul yaitu rinRina. Baiklah aku akan membuka topik percakapan untuk memecah kesunyian kamarku.
SupUndrwr : Karina uyy uyy..
rinRina : Abi uyy uyy..
SupUndrwr : Karina uyy uyy..
rinRina : Abi uyy uyy
SupUndrwr : sekali lagi dapat TV kalau balesnya kaya gitu :D
rinRina : Abi uyy uyy
SupUndrwr : wah mulai gila nih anak.
rinRina : Mana TV ku ??
SupUndrwr : TV apa ? dasar mabuk.
rinRina : oh ya bi.. aku minta maaf tentang kejadian disekolah tadi. aku khilaf maaf.
SupUndrwr : nyantai Aja kali rin.aku udah biasa tatap-tatapan kaya gitu bareng hamsterku. Maksud kamu tadi kan baik bikin aku tersenyum. karna tatapan itu aku gak sedih lagi deh. makasih banget. Nda salah aku jadiin kamu temen curhat ku. Lagi pula kita temenan udah lama kan ?
Kemudian dia memotong chatku,
rinRina : bi..
SupUndrwr : yap, kenapa rin ?
rinRina : aku boleh minta sesuatu ga ? janji loh kamu jangan marah.
SupUndrwr : ngomong aja, jangan ditahan-tahan.
rinRina : bisa ga kamu ganti foto profil chatmu. Ga enak banget aku liat, masa kamu pasang foto profil sempak sih. Terus nicknamemu itu, kalau ga salah artikan kayanya itu artinya "Sempak Super". Emang sebegitu fanatiknya yah kamu sama sempak ?
SupUndrwr : ini identitas rin. Biar orang mengenalku.
rinRina : Identitas kepalamu peang. (pasang emote jijik)
Sampai mataku sisa 5 watt tetap aku paksa aja untuk chatingan bareng dia. Pembicaraan kami semakin ngawur dan aneh. gombal-gombalanlah, cerita-cerita bodoh, bicarain tentang merk sempak yang bernama "Tifa" dan ngegosip tentang anak-anak sekolah. Seandainya saja Karina punya web cam pasti lebih asik lagi kita chatinganya, rasanya ga afdol banget chatingan sambil ga tatap muka bareng dia. Tapi sayangnya Karina hanya online di komputer dan tidak menggunakan web cam. Orang tuaku belum pulang-pulang dari pekerjaanya. padahal udah jam 9 malam. Entah bisikan dari setan mana aku langsung dapat pertanyaan bagus untuk menceritakan keadaanku sekarang ke Karina.
SupUndrwr : mmh rin.. kalau kamu harus milih, kamu pilih mana ? pilih orang tua sibuk yang selalu kasi kamu uang atau orang tua yang sibuk tapi memberikan waktu untuk berlibur walaupun hanya 2x selama sebulan ?
rinRina : aku pilih yang kedua. aku juga akuin hidup di keluarga aku sekarang ini aku ngerasa udah gak di perhatiin. mereka selalu pulang malam. Mamaku kerja sampai jam 8 malam dan itupun Mamaku gak ada nyapa. Dia langsung tidur karena kelelahan kerja di kantor.
SupUndrwr : Papa kamu mana ?
rinRina : dia kerja di luar kota. lagi ada Proyek besar katanya. aku gak tau juga itu proyek apa yang jelas bapakku bakal gak pulang sampai 3 minggu. mungkin seminggu lagi dia udah pulang.
Mendengar cerita Karina, hatiku menjadi miris dan merasa kasihan kepada Karina. ternyata nasibnya tak jauh beda dariku. Alhamdulilah aku punya teman yang baik-baik disekolah ini. aku boleh jujur kalau hidup di kota berkembang kaya Balikpapan gini semuanya harus butuh uang, keliatan banget biaya hidup dikota ini mahal. semua orang harus mencari uang uang dan uang.
rinRina : mmh.. bi, aku off dulu yah. Mamaku baru datang nih dari kantor makasih yah udah nemenin aku malam ini.
SupUndrwr : iya rin sama-sama. bye Good Night.
rinRina : iyaa bye.. "OFFLINE"
Aku merenung di depan laptopku sambil memegang kepala. Melepas kaca mataku untuk sekedar beristirahat karena kelelahan menatap layar hampir 2 jam.
"ahh.. pinggang kuu" membunyikan sendi punggung untuk mendapatkan kenyamanan yang sementara. Lalu relaxkan badan, meluruskan kaki dan kentut. Ini efek samping karena lamanya aku chatingan sampai aku lupa makan malam. Wah udah jam 9 lewat nih, aku beranjak dari tempat dudukku lalu mencari makanan di dapur. Hmm.. rumah ini yang ninggalin cuman aku beserta 1 adikku, Hamsterku dan 1 Pembantu. aku turun dari tangga dan langsung pergi ke dapur, ya semoga aja ada Mie disana buat ganjal perut.
"nak Abi mau kemana ?" kata pembantuku yang sedang duduk didapur.
"saya mau bikin mie." Kataku.
"sini biar bibi Aja yang masakin" berdiri dari kursi.
"bibi istirahat aja disitu kasian bibi kerja terus dari tadi siang"
"ya suda nak, bibi siapin piring sama nasinya aja yah." Bergegas mencari yang dia siapkan untukku.
"oh ya ya dengan senang hati" tersenyum lebar.
Saat lagi masak mie instan, aku jadi berfikir kalau hidup ini bukan kaya mie instan. Kita mengerjakan sesuatu gak langsung jadi dan dapat penghargaan. Tetapi bersusah susah dahulu bersenang-senang kemudian. Jadi keingatan Almarhum kakekku yang meninggal 3 tahun silam. Beliau seneng sekali mendengar lagu itu. Kalau gak salah lagu itu dinyanyiin sama Abang H.Rhoma Irama, kalau ga salah liriknya kaya gini "Berakit-rakit ke hulu berenang ke tepian Bekerjalah dahulu, berjuanglah dahulu Baru kemudian bersenang-senang" dangdutan malam-malam gini asik banget sampe gak kerasa busa dari mie instan moncrot keluar. Aku pun panik dan reflek mematikan kompor. Sajikan di piring dan siap untuk disantap bersama nasi yang hangat dengan taburan cabe rawit dipotong halus . Aku makan di ruang tamu sambil menonton TV kesukaanku malam ini.
*ting tong ting tong* suara bel pintu rumahku berbunyi. Aku menaruh mieku di depan meja dan meniatkan diri tuk membuka pintu rumah. Tetapi sayang aku kalah cepat sama pembantuku. Ya udah aku yang muda cukup mengalah saja.
"mama pulang" kata Mama.
"kamu lagi ngapain sayang ?" lanjut Mama sambil mencium pipiku.
"lagi nyetrika ma"
"kalau lagi nyetrika mana setrikanya ? kok ga ada ?" Mama bingung.
"yee Mama udah tau Abi makan mie masih aja pake ditanya lagi ngapain" manyun.
"heeh Abi nda boleh kaya gitu" bentak Papaku.
"sudah pah sudah" kata mamaku.
"di lanjutin yah sayang makannya, papa sama mama mau istirahat dulu" tersenyum.
"ya.. hati-hati mah"
Begini lah rasanya, betapa sengsara hidupku ini. Orang tuaku ga pengertian sama aku. Mereka cuman menyapaku di pagi hari dan menciumku di malam hari. aku ingin yang lebih. Jalan-jalan kek, atau liburan. Terserah deh mau dimana yang penting aku diperhatiin.